topbella

Jumat, 08 Mei 2015

11 TAHUN?

Aku dibesarkan dikeluarga TNI, oleh karena itu aku selalu pindah-pindah daerah sesuai tempat yang ditugaskan kepada papi. Dan pada akhirnya, ketika berumur 10 tahun atau tepatnya tahun 2005 papi ditempatkan di Pekanbaru. Daerah yang panas, gersang dan masih kota kecil (pada masanya. hahha). Aku bertemu dengan anak perempuan yang bawel, cerewet, sifatnya kelaki-lakian, rambutnya suka diikat, dan hyperactive. Pertemuan itu terjadi di Gereja HKBP Pekanbaru, dimana katanya ketika aku perkenalan disekolah minggu itu sangat jutek. Cewe itu adalah Claudia Veronica Napitupulu kelahiran 15 Februari 1995. Entah kenapa dia berkata seperti itu. Pada kenyataannya aku dulu anak perempuan yang manis, feminim, dan lemah gemulai yang bermuka cantik dan manis serta berambut panjang. 

Claudia atau yang biasa dipanggil Cello. Memiliki sifat yang sangat berbeda denganku. Dia pinter berbahasa inggris, suka tampil di depan umum, dan otak berbisnis, pergaulannya sangat luas baik cewe maupun cowo, dia orang yang sangat memakai logika dalam hal apapun, dan untuk masalah cowo untungnya saja kami selalu berbeda pendapat dan berbeda tipe. Tetapi kadang kalanya ketika aku galau, dia bisa bersikap dewasa dan begitu juga sebaliknya. Kami memiliki cara pandang yang berbeda dalam situasi dan kondisi apapun. Oh ya, hati-hati dia memiliki banyak kecengan dimana-mana. Tapi, pertemanan itu hanya sebentar sekitar 1 tahun dan aku pindah ke Medan, (tanpa sempat untuk memiliki foto masa kecil). 

5 Tahun kemudian....


Kami dipertemukan di sosial media, dia mengatakan bahwa dia akan kuliah di Bandung. Betapa senangnya ketika mendengarkan berita tersebut. Kami berencana ketika itu untuk kuliah bareng, ngekos bareng, dan ambil jurusan yang sama yaitu Psikologi. Tapi pada kenyataannya, dia kuliah di UPI dengan jurusan PR dan aku jurusan Psikologi di Unjani (Pupus khayalan kami berdua). Cello bekerja di hotel dan tetap kuliah, sedangkan aku kuliah dan main-main. Pemikiran aku dan Cello tidak pernah sama, aku berfikir bahwa masa kuliah adalah masa dimana memenuhi hasrat penasaran (tapi guys, masih dibatas normal. Jangan melakukan apapun tanpa bisa bertanggung jawab, ya guys!) sedangkan dia memenuhi hasrat untuk berkarir.

Tapi sesibuk apapun kami, kami selalu sempatkan waktu untuk bertemu, mau dimall atau aku datang kekampusnya atau sebaliknya. Kami bercerita tentang apapun hingga lupa waktu. Oh ya, ketika ke UPI aku dikenalin sama Zaim loh, teman baiknya si Cello di UPI. Cello menceritakan kisah kami kepada Zaim, dan pada akhirnya Zaim jadi sahabat aku juga :). Ya walaupun ga ketemu tiap saat, tapi mereka berdua itu selalu ada untukku.

Pertanyaannya, kenapa aku maupun Cello bisa bertahan selama 11 tahun? Sedangkan kami memiliki sifat dan pola pikir yang berbeda? Guys, aku dan cello selalu memiliki toleransi. Ketika kami berbeda pendapat, kami kan langsung berhentikan topik tersebut, dan mengatakan "Ok, Skip Ola/Cello. Kita beda pendapat", yang penting kami sudah bercerita dan bertukaran pikiran.

Oh ya guys! Cello selalu protect abisss ketika dia tahu aku lagi deket sama cowo. Dia selalu menganggap kalau aku itu masih polos, dan tidak tau modusnya cowo bagaimana. Dia selalu cerewet dan mengingatkan aku selalu dengan mengatakan " Siapa orangnya? Baik ga? Gimana sifatnya? Inget papi dan mami, la. Jangan macam-macam... blablablaa"(Intinya sih niatnya baik, tapi yang ga baik itu adalah kuping panas dengar kebawelannya itu).

Guys! Cari sahabat yang bisa membuat kita menjadi dewasa. Dalam proses pencarian sahabat itu tidak gampang, karena kita  dituntut untuk selalu toleransi atas baik buruknya sifat dan tingkah lakunya...

Miss you cello <3
 
good night and God Bless..

0 komentar:

Posting Komentar

About Me

 
Gifts Of History© DiseƱado por: Compartidisimo